8th: sickboy [AU]

PREVIOUS << 7th: Friendboy [AU]

Kutatap gerbang sekolah dengan tidak percaya

Kutolehkan kepalaku sekali lagi ke logo besar digedung sekolahku

Masih MUIDS

‘P’white …’

Aku tidak perduli anak anak yang lain melihatku kaget karena menyapa sosok yang bersandar di gerbang sekolahku

‘Hallo’ p’white menegakkan badannya, tersenyum

Aku rasanya tidak bisa menahan senyumku melihat dia menungguku di gerbang sekolah

‘Lama nunggunya?’

‘Engga juga, nong captain sudah pulang? Apa sudah pulang semua?’ P’white menolehkan kepalanya ke balik pundakku

Eh?

‘P’white nunggu siapa?’
Senyumku memudar walau masih terkembang

‘Hey!’

Kuputar badan saat p’white melambaikan tangannya dengan senyum lebar ke belakang badanku

‘Hei…kamu udah lama nunggu?’

Mataku membesar melihat P’Fee Student Body President MUIDS menyapa P’white lembut

‘Ngga lama koq, aku kira kamu masih ada kegiatan klub’ p’white menjawab tidak kalah lembutnya

Kepalaku seperti ping pong menengok mereka berdua

‘Kalian saling kenal?’

Ngga tahan, akhirnya kutanyakan

‘Ah iya! Sampai lupa, Fee ini temen aku yang junior kamu. Nong capt ini Fee’

Kutangkupkan tanganku tapi mataku tidak lepas saat p’white mengambil tas p’fee sambil memperkenalkan kami

‘Ah! Halo, kelas berapa?’

Saat itu kuputuskan senyum dan muka p’fee sangat mengganggu

‘1C P’

Mataku masih memperhatikan p’white yang memakai ransel p’fee dan menenteng tasnya

Repot amat! Emang ngga bisa bawa tas sendiri?!

‘Udah makan?’
‘Belom. Kita makan dulu baru nonton?’

Lagi lagi aku seperti vas bunga di meja guru, ada tapi mengganggu

‘P’white, p’fee, saya balik dulu ya’ kupaksakan senyum dan jalan kearah BTS

Tapi dibelokan aku berhenti dan melihat mereka diam diam dari balik tembok

Mereka masih ngobrol dipinggir jalan, mereka berdiri deket banget sampai beberapa kali tangan mereka seperti bersentuhan

rasa muak, jengkel serta jijik yang kurasakan saat melihat kelingking mereka bertaut hampir membuatku ingin muntah

Kelingking mereka bertaut seperti tanpa usaha, seperti memang sewajarnya karena p’white terlihat menoleh kanan kiri mencari taxi sementara p’fee mainan hp dengan tangan satunya lagi

Dan seluruh isi makan siangku dan jajanan chikiku pindah semua ke trotoar saat kulihat p’white mencium kening p’fee sekilas

‘Hoek! Hoek, HOEK’

‘Nong capt, loe ngga papa?’

Aku panik mendengar suara p’fee tapi aku masih membungkuk, menumpahkan semua isi perutku

Kurasakan ada tangan membelai punggungku

‘Fee, bisa tolong beliin air mineral?’
Suara p’white meminta lembut

Aku muntah.

Golakan di perutku agak redaan, kuangkat mukaku

‘Nih’ p’white mengulurkan tissue

‘Makasih P’
Kuusap bibirku dengan tissue tersebut

P’white membawaku duduk dibangku halte

‘Makasih ya p’ …. Kayaknya gw salah makan nih’
Aku mencoba mencairkan suasana dengan bercanda

‘Ini minum dulu’ p’fee datang membawa botol air mineral

Kurasakan asam lambungku naik, buru buru kuteguk air tersebut

P’fee berdiri dibelakang p’white yang duduk disebelahku, tangannya melingkari leher p’white

Ngga bisa banget ya ngga nempel nempel?!

‘Udah enakan nong capt? Mau kita anter pulang aja?’

Kita?!! Males.

‘Ngga papa koq P’, mungkin salah makan, saya naik kereta aja’
Aku menggeleng pelan dan menunduk, berusaha menghindari pemandangan di depan mataku

‘Gw anter loe balik, ngga munggkin loe balik naik kereta begini. TAXI!’

P’white melambaikan tangannya dan sebuah taxi berhenti

‘Kamu anter n’captain, aku balik aja ya? Aku tunggu kamu dirumah’ p’fee membukakan pintu taxi untukku

Dadaku seperti nyeri

‘Kamu ikut aja, jadi kita langsung ke rumah kamu setelah drop captain’

P’white membukakan pintu depan buat p’fee

Sepertinya aku asma karena dadaku selain nyeri juga sesak

Sepanjang perjalanan di taxi aku hanya bersandar dipintu melihat keluar, berusaha menahan rasa mual dan nyeri

Kepalaku menoleh saat namaku tersebut

‘Kenapa p?’

Dia disebelahku tapi kenapa terasa begitu jauh?

‘Engga gw bilang Fee kalo loe udah tau gw suka cowok dan ngga masalah kalo loe tau Fee pacar gw’

Pacarnya ….

‘Iya ngga papa p’fee’ aku mencoba tersenyum

Taxi berhenti didepan rumahku, p’fee keluar membukakan pintu untukku dan p’white membawa tasku

‘Udah ngga usah dianter kedalem, saya udah enakan’

Aku menolak halus saat p’white mau membuka gerbang

‘Beneran?’ P’white menatapku, menyelidik

‘Iya beneran, terimakasih banyak P’ kutangkupkan tangan didada

P’fee menepuk bahuku
‘Cepat sembuh ya’

P’white memberikan tasku
‘Istirahat’

Untuk keduanya aku mengangguk.

Saat taxi menjauh, kulihat kepala p’fee bertumpu dibahu p’white

Saat p’white mencium kening p’fee, aku kembali memuntahkan seluruh isi perutku yang tersisa.

Maybe, there’s something you’re afraid to say or someone you’re afraid to love.
It’s gonna hurt. It’s gonna hurt, because it matter

NEXT >> 9th: Newboy [AU]