Sepenggal surat untuk papa

Dear papa,

Apa kabar pah? Aku kangen.

Tiap hari sih kangennya tapi hari ini Jakarta lagi ujan banget dan aku liat foto si bontot senyum lepas dihari bebas pada rangkaian tugas keluar negrinya

Jadi aku double kangennya.

Double pengen ceritanya.

Double cengengnya

Pah, aku liat foto si adek ada rasa bangga dan bahagia yang tak terkira 

Bangga karena dia telah beranjak dari anak bawang yang pendiam, apa apa takut, depresi sering dibully, apa apa ngga bisa menjadi seorang wanita yang bisa menangani kerjaannya di negeri orang dengan sukses, tertawa bersama teman kerjanya dan tidak lupa berbagi rejekinya dengan yang lain

Bahagia karena aku liat dia yang dulu harus merengek, dibully setiap orang hanya untuk dibawa keluar negri sekarang diluar negri dari skillnya, kerja sampai keluar negri

Aku yakin papa lihat cuma tiba tiba aku mewek karena semua rasa bangga dan bahagia ini tidak bisa papa rasakan

Kayaknya cuma ini pah yang bikin aku mewek pol polan disepanjang jalan sudirman yang lagi diguyur tangisan langit

Karena papa tidak bisa melihat kita menjadi wanita yang papa ajarkan

Karena papa tidak bisa merasa bangga atas semua hal yang kita raih dengan keringat kita sendiri tanpa meminta orang lain

Papa jangan sedih ya, ini cuma aku yang cengeng 

Cengeng karena papa ngga disini, nge bir sama aku sambil melihat adik adik menjadi wanita luarbiasa dengan cara mereka masing masing, dimana kita bisa saling nyengir dan ngomong

‘Well done inang’

‘Well done pah’

I miss you kinda so much pah

One thought on “Sepenggal surat untuk papa

Leave a comment