hidup itu indah , hidup itu penuh warna, penuh cerita ceria dan penuh canda tawa
terlebih lagi bila loe berwajah sangat lucu, berkulit putih manis, berperawakan proporsional 185cm dan berkawat gigi imut
akan menjadi lebih menyenangkan lagi kalo loe tajir melintir, pintar ngga ketaker, atlit berprestasi dan humoris
cap loe bukan manusia lagi, nama loe akan selalu terucap dengan desahan: setengah dewa ah …
setiap langkah loe akan diiringi ucapan: sempurnanya dia …
dan semua itu seperti belom cukup, nama panggilan loe harus ‘Captain’ sebuah nama yg menyiratkan posisi yang dihormati dan level coolness tersendiri
{dan ini kisah tentang dia.}
Pada suatu ketika di MUIDS sekolah tingkat atas terbaik dan termahal seantero Bangkok, bersekolah lah seorang remaja bernama Chonlatorn Kongyingyong, yang karena berhasil mengantar tim thailand menjadi juara pada kejuaraan bulutangkis junior, menyandang panggilan ala barat, Captain.
seperti setahun belakangan, hari ini Captain masuk sekolah dengan langkah ringan, senyum lebar dan segerombolan cewek -dan *ehem* cowok- yang mengikuti langkahnya dengan pandangan memuja sejak dari parkiran MUIDS sampe kelas M2, kelasnya untuk seterusnya di hari pertama sekolah pada tahun kedua
Captain masuk kelas dan langsung mengenali mejanya karena cuma satu meja dikelas yang penuh dgn bingkisan, bekal makan siang, bunga berbagai warna dan setumpuk celana dalam terikat pita warna warni (iya loe bacanya bener, Ce La Na Dalem. kolor.)
senyum Captain terukir lebar juga melihat seluruh gengnya dikelas M1, sekelas dengan dia di M2.
dan senyumnya berubah menjadi tawa canda saat Ohm sahabatnya melakukan ritual pembersihan mejanya begitu melihat Captain memasuki kelas
‘fans loe tambah kreatif tahun ini, atau mereka tau semester kemaren loe jarang pake kolor’ Ohm mengacungkan untelan celana dalam
Captain noyor Ohm tentunya, tepat sebelum bel masuk berdering penanda bagi mereka berkumpul di lapangan untuk doa pagi
Captain dan teman temannya berjalan ke lapangan sambil bercanda dengan diikuti gerombolan pecinta captain, GPC( kita sebut itu aja ya, panjang kalo pake cewek dan cowok endesbre endesbraw) yang ber oh ah sepanjang koridor menuju lapangan
mereka berbaris sesuai kelas, guru memanggil Ketua OSIS yg baru terpilih untuk memimpin doa, captain dan ohm asyik men-scanning anak baru yang cantik cantik yang sebenernya percuma karena anak anak baru tersebut pasti sudah scanning Captain duluan, nge’tekin malah.
‘mari kita berdoa’ suara dalam yang tenang memutuskan tatapan Captain ke anak M1 berkepang kelabang dengan semburat pink dipipinya yang sedari tadi Captain tatap tanpa ampun.
Captain menundukkan kepala.
dari pengeras suara terdengar untaian doa bersuara dalam yang dilantunkan dengan tenang tapi tegas
untuk pertama kalinya dalam sejarah doa pagi di MUIDS, Captain berdoa dengan khusyu dan mendengarkan setiap patah doa yang terucap
dan untuk pertama kalinya kedua dalam sejarah doa pagi di MUIDS, Captain kesal sipelantun doa berhenti, menandakan doa selesai
dengan gusar Captain membuka matanya dan mencari sosok sipelantun doa
Captain menatap benci sipelantun doa yang baru saja diberikan ucapan selamat sebagai Ketua OSIS yang baru
bibir Captain mencebik sebal mendengar Kepala Sekolah mengucapkan nama sipelantun doa, Phun Phumikat.
kaki Captain menendang betis Ohm saat Kepala Sekolah memberikan wejangan yang sudah memecahkan rekor sebagai wejangan terlama dalam sejarah hari pertama masuk sekolah diBangkok.
(untuk itu Captain sudah menyuruh Golf untuk merekam yang nanti akan mereka unduh di youtube untuk ditandingkan dengan wejangan kepala sekolah lain sebangkok, untuk mempertahankan gelar wejangan terlama. kegiatan tradisi MUIDS)
berbisik Captain menanyakan siapa Phun Phumikat?
berbisik Ohm menjawab kalo Phun Phumikat siswa beasiswa di MUIDS, juara umum sejak kelas satu..
‘sejak kelas satu? emang dia kelas berapa?’ Captain memotong ucapan Ohm, heran
Ohm menoleh dengan raut lebih heran sebelum menginformasikan kalo Phun Phumikat adalah siswa M3 dan harusnya Captain tau karena Phunlah yang memberikan orientasi dasar waktu mereka pertama kali masuk
kembali berbisik dan sambil menendang betis Ohm lagi Captain juga menginformasikan kalo dia ngga masuk pas orientasi dasar dan kalo Phun yang memberikan orientasi berarti saat itu dia anak M2, bukan M3
ngga mau kalah Ohm berbisik kalo Captain harus minum ginko biloba karena tadi dia yang nanya Phun kelas berapa dan Ohm juga meminta untuk Captain berhenti menendang betisnya
Captain tetap menendang betis Ohm.
dan tetap berbisik walau terdengar sedikit kesal memastikan sebenarnya Phun anak M2 apa M3?!
‘Phun Phumikat siswa M3! kalian berdua! Maju!’ suara Kepala Sekolah menggelegar dari pengeras suara
baik Captain dan Ohm ikut menoleh mencari siswa sial mana yang kena bentak Kepala Sekolah dan sama sama kaget saat P’Rhwat memukul bahu mereka dengan penggaris kayu, mendorong mereka maju kedepan
siswa siswa yang lain tertawa melihat raut kaget dan penuh teror Captain dan Ohm
Phun menatap kedua adik kelasnya yang maju kedepan dengan gaya seperti artis korea mau dapet penghargaan, wajah menengok ke kanan dan kekiri penuh raut tak percaya tapi tersenyum bahagia, tangan menggaruk kepala dengan lagak tak acuh, badan melangkah maju dengan pasti dan percaya diri
Phun kenal tipe mereka.
They’re the ‘it’ boy from the Popular Cirque
Suara Kepala Sekolah kembali terdengar dipengeras suara sementara Captain dan Ohm berdiri didepan, keduanya memasang wajah menyesal tapi kilat pongah memancar jelas di mata mereka
karena sekali lagi mereka berhasil merebut perhatian seluruh anak anak baru tanpa mereka berusaha
terlalu sibuk membanggakan diri didalam kepalanya, Captain sampai tidak mendengar ucapan Kepala Sekolah bahwa hukuman mereka adalah membantu Ketua Osis baru membereskan ruangan arsip dilantai 3
jadi Captain melongo heran waktu Ohm menyeretnya ke lantai 3 selesai upacara doa pagi
pertanyaan heran Captain dibalas runtutan omelan Ohm yang mana salah satunya adalah ketidak mampuan Captan untuk berbisik bisik yang menyebabkan mereka dalam situasi ini
yang tentu saja dibantah Captain mentah mentah, dia punya list panjang cewek cewek yang akan mendukung kalo dia, Captain, pinter dan bisa bisik bisik
dan tentu saja Ohm nendang dia
‘beda kasus monyed’ sungut Ohm
Captain ngakak
didepan pintu ruang Arsip mereka pandang pandangan, karena selain males, ruang arsip terkenal angker
udah terlalu banyak cerita keangkeran ruang arsip yang beredar dan kebanyakan terjadi di tengah hari bolong, jam jam sekolah berlangsung
jadi ketika tiba tiba pintu ruang arsip terbuka dan kepala nongol, duo kompak paling cool se Muids serempak menjerit histeris, lengkap dengan atribut tangan melayang layang heboh menutupi muka, mata menutup rapat rapat
‘kalau kalian sudah puas menjeritnya, silahkan masuk’ suara dalam keluar dari kepala tersebut, pintu terbuka lebar kepada ruangan yang terlihat lengang dengan hanya beberapa deretan rak berisi folder folder berbagai warna, beberapa kursi, 2 meja dan 2 buah komputer, hawa sejuk berhembus dari dalam
Captain dan Ohm menutup mulut mereka dengan malu dan masuk ke dalam, mereka melihat Phun sudah dirak ketiga dengan tumpukan folder ditangannya
Phun menjelaskan apa yang harus mereka lakukan sambil berkeliling rak, Ohm mendengarkan dengan seksama, Captain mendengarkan dengan samar samar
Captain sibuk melihat ruang arsip yang baru pertamakali diinjak kakinya dalam hidup sebagai siswa MUIDS, dia mencatat beberapa ‘blindspot’ diantara lorong dan sudut ruangan
dan perhatiannya kembali kepada Ketua Osis yang tengah menjelaskan
‘Ruangan ini terbuka untuk semua siswa, setiap hari. tidak hanya pada jam jam belajar tapi juga pada jam ekstrakurikuler, semua data tentang apa aja disekolah ini terdapat disini sangat disayangkan bila kalian siswa sekolah ini tidak mengetahuinya’
setelah penjelasan itu pendengaran selektif Captain kembali pada samar samar mode
Phun membagi mereka dalam beberapa lorong untuk lebih memudahkan pekerjaan mereka
Captain menghitung lorong bagiannya, berbisik ditelinga Ohm apa yang akan dikerjakan ‘Ketua Osis’ karena intinya mereka berdua juga yang ngerjain semua lorong ini
‘Saya yang akan mengawasi kalian, dan kamu? stop whispering, you’re bad at it’ Phun melipat tangannya, mukanya tanpa ekspresi
Ohm menahan tawanya, mendorong Captain ke lorong bagiannya karena dari tarikan urat mulut diwajahnya Ohm tau Captain akan membalas ucapan Phun dan akan membuat kerjaan mereka bertambah
Bersungut sungut Captain mulai merapikan lorong bagiannya, dalam 5 menit Captain sudah tenggelam dalam kerjaan yang mana sebenarnya menakjubkan karena seorang Captain Chonlatorn ngga pernah bisa konsen untuk apapun, apalagi kerjaan sekolah
Sejam kemudian, Captain menyelesaikan ‘hukuman’nya, Captain menghampiri Phun dan Ohm (yg keliatannya lebih dulu kelar, cih.) di meja tengah ruangan
Captain menenteng sebuah folder ditangannya dan bermaksud meminta ijin Phun untuk meminjam folder tersebut.
Captain menemukan Phun duduk tepat dititik sinar matahari masuk dari jendela, membuat rambut Phun yang Captain yakin berwarna hitam jadi tampak kecoklatan dan wajah Phun yang memang putih tampak agak berkilau, raut wajahnya tampak serius membaca folder dihadapannya, bibirnya setengah terbuka. Kejutan yang terjadi di rongga dada Captain menyebabkan cegukan keluar dari mulutnya, bukan pertanyaan.
Phun menoleh ke arah sosok tinggi yang baru keluar dari lorong
‘Udah selesai? kalo gitu kalian boleh kembali ke kelas’
Phun menutup folder dihadapannya dan bersyukur hukuman ini mereka selesaikan dengan cepat, Ohm yang duduk disampingnya berdiri dan pamit
tapi sosok yang berdiri didepannya ngga bergeming, alis Phun bertaut dan dalam hati dia berucap dengan kesal tingkah apalagi yang akan dilakukan oleh biang kerok satu ini
‘ada lagi yang lain?’
Ohm menatap sahabatnya dan Ketua Osis bergantian, dia juga heran kenapa Captain seperti Ngoi si dongo
‘ashegjukoldgtiphondey?’ Captain bertanya serius
Phun bengong
Ohm nganga
Captain menatap mereka berdua dengan serius, folder ditangannya keangkat
Phun seorang yang sangat rasional dan dia menolak untuk dibecandain adik kelasnya, terlebih lagi bercandaan konyol kaya gini
‘Saya akan membawa surat hukuman kalian ke ruang guru, kalian langsung ke kelas’ Phun berdiri, berjalan keluar dengan menenteng folder yang tadi dibaca
‘cokgehtuhawpotbwion?’ Captain masih bersikeras bertanya, Phun mengacuhkan dan terus berjalan keluar ruang arsip
‘gila! gw nanya boleh bawa ni folder ngga, dicuekin!’ Captain melotot kesal
Ohm masih nganga.
Otaknya mencoba memcerna kejadian yang baru terjadi di hadapannya
Ohm mengawasi sahabatnya yang masih ngomel ngomel karena Phun nyuekin dia
‘man, loe tadi ngomong apa sih?’ akhirnya Ohm bertanya
Captain berhenti ngomel ngomel dan ngeliatin sahabatnya seperti Ohm baru aja pake lipstick warna merah gonjreng
Captain mengulang pertanyaannya, Ohm membantah kalo itu yang Captain ucapkan tadi.
menurut Captain, Ohm gila
Ohm mulai yakin kalo sahabatnya kelainan jiwa.
************
Sepertinya kejadian ruang arsip akan terlupakan terutama dikarenakan kedua tokoh utamanya terlalu gampang teralihkan perhatiannya
{tapi seperti tertulis diatas, ini tentang dia. dan sebuah cerita tentang dia butuh pemeran penderita.}
Captain mulai merasa akhir akhir ini Ketua Osis ada dimana mana, di kantinlah, di lorong sekolah lah, di gedung klublah apalagi di ruang guru!
Captain mengabaikan fakta kalo mereka satu sekolah dikarenakan suatu pembuktian teori bahwa dia, Captain Chonlatorn ngga pernah sekalipun melihat Phun Phumikat selama kelas 1.
Jadi saat Phun berdiri dipintu kelasnya, Captain hampir bertaruh dengan alam kalo ini pasti berhubungan dengan dia lagi atau Ohm tapi kayaknya sih pasti dia
‘Sorry ada yang namanya Chonlatorn? P’Bern manggil ke ruang guru’
seandainya tadi dia bertaruh, alam sudah menjadikan dia cowok paling ganteng sejagad raya
Captain berdiri serta bertanya untuk keperluan apa karena ini masih jam istirahat juga
bukannya menjawab Phun hanya berdiri disana dengan raut muka heran, Captain lebih heran lagi kenapa orang seperti ini bisa jadi Ketua Osis. jadi dia mengulang pertanyaannya
‘berhsgjdotuhikafeenokbehdn? ingofkyejatjoens’ setitik arogansi terdengar disuaranya tapi Captain tidak perduli, bukan dia yang berwajah pengo sekarang ini
‘Capt…. capt … loe ngomong apa?’ Ohm menarik lengan bajunya, wajah Ohm juga menampilkan raut heran yang sama dengan Phun
Captain menatap teman temannya semua dan mendapati mereka berwajah heran yang sama
‘P’Bern, ruang guru, sekarang’ Phun berkata tajam sebelum meninggalkan kelas M2. rasa amarahnya sudah diujung kepala tapi karena sekali lagi dia orang yang sangat rasional, Phun mengacuhkan bercandaan Captain. walau dalam hati dia merasa ini sudah sangat keterlaluan.
Kembali ke ruang kelasnya Phun disambut berondongan pertanyaan dari teman teman sekelasnya, rupanya kabar Captain gagu depan dia sudah menyebar dengan cepatnya
Phun tidak tau harus menjawab apa karena dia tidak tau Captain itu gagu dan dia tidak cukup perduli untuk heran kenapa cuma depan dia Captain gagu
Sebuah pernyataan yang membuat McQueen cowok terluwes di kelasnya mengangkat alis.
yang mana Phun acuhkan juga.
***********
Berita ini semakin hari semakin menjadi, bukan karena berita ini menarik dan mengenai cowok paling idola seMUIDS raya tapi karena kejadiannya terulang berkali kali
Dari yang semula hanya dikira bercandaan hingga sekarang jadi mengkhawatirkan, Captain hilang karismanya, Phun pusing kepalanya.
{situasi yang cocok untuk pemeran penderita.}
dan menderita adalah kata yang tepat untuk keadaan Captain saat ini, sebagai bintang olahraga kebanggaan MUIDS dia diwajibkan menghadiri School Fair sebagai aset berharga untuk sekolahnya menarik siswa siswa baru diantara sekolah sekolah lain yang juga berpameran. Phun juga hadir disana sebagai Ketua Osis.
sebagai perwakilan MUIDS, mereka diberikan script yang harus mereka ucapkan seperti mengobrol santai untuk mempromosikan MUIDS.
{Apakah Captain berhasil berbincang normal dengan Phun?
Apakah matahari terbit di Utara? Exactly.}
Tahun ini mengukir sejarah dalam School Fair, MUIDS menjadi booth yang paling banyak dikunjungi dikarenakan Captain Chonlatorn berubah gagu.
Tidak ada satupun siswa atau orangtua siswa yang mendaftarkan diri atau anaknya di MUIDS. takut jadi gila.
**************
Dunia Sekolah Menengah Atas diBangkok kaget.
Seorang Captain Chonlatorn diskors seminggu.
MUIDS geger.
Phun Phumikat juga diskors.
Ohm pusing tujuh keliling, mulut seperti makan beling.
Didepannya duduk orang tua Captain, orang tua Phun dan Kepala Sekolah.
Mereka meminta penjelasan Ohm asal muasal kelakuan Captain dan Phun, apakah ini hanya kebandelan mereka saja?
Ohm berencana untuk diam serta mengerahkan semua kemampuan dirinya untuk tampak polos dan tidak tahu apa apa
Kepala Sekolah mengancam untuk memanggil orangtuanya.
Ucapan tumpah ruah dari bibir Ohm, dari ruang arsip, dipanggil P’Bern, pertandingan basket, orientasi siswa, semua Ohm ceritakan.
Semua Ohm jawab kecuali satu pertanyaan.
‘Kenapa Captain bisa seperti ini? Kenapa hanya terhadap Phun?’
Ohm tidak tau jawaban untuk pertanyaan ini kecuali Captain KELAINAN JIWA, tapi kalau dia jawab begitu selain diskors Kepala Sekolah, tas ibunya Captain yang seperti bawa kulkas itu juga dipastikan akan melayang ke kepalanya. Dia masih pengen hidup. dengan tenang.
Kedua orangtua keluar dari ruang Kepala Sekolah dengan solusi akan membawa anak mereka menemui Psikolog (yang menurut Ohm solusi yang tepat. tapi tentu aja Ohm ngga berani ngomong)
************
2 hari pertama dalam masa skors mereka pakai untuk menemui Psikolog pilihan orang tua mereka masing masing.
Tanpa hasil.
3 hari yang tersisa orang tua mereka memutuskan untuk mengganti Psikolog yang nantinya akan ditemui anak mereka bersama sama
Captain sama sekali tidak menyapa Phun saat mereka bertemu diklinik Psikolog, hari pertama.
Phun membuang mukanya melihat Captain diklinik Psikolog, hari pertama.
Psikolog yang mereka temui berbeda dengan psikolog pribadi mereka. Psikolog ini tidak meminta mereka bercerita malah meminta mereka menulis 500kata tentang mereka.
harus 500 kata
harus tentang Captain dan Phun, mereka.
waktu mereka 15 menit.
Captain bengong dihadapan kertasnya, bengong dihadapan Phun yang lancar menulis, bengong menatap kelangit langit
3 menit sebelum waktu berakhir, Captain menulis dikertasnya.
Psikolog tersebut membaca kertas Phun lebih dulu lalu membaca kertas Captain.
Alis Psikolog tersebut naik melihat lembar kertas Captain, matanya melirik yang dibalas Captain dengan tatapan menantang
‘baiklah, sekarang coba kalian berbaring’ Psikolog tersebut menunjuk dua bangku panjang dengan bantalan empuk
Phun berbaring tanpa membantah
Captain berkacak pinggang
Phun semakin malas melihat tingkah membangkang Captain, dia berdiri, meminta Captain untuk tidak membuat sesi terapi ini menjadi bertele tele karena dia ada les tambahan sorenya
Captain membantah kalau dia membuat sesi terapi ini bertele tele tapi mengalah melihat ekspresi bingung di wajah Psikolog dan Phun
dia ngomong kaya gagu lagi.
setelah Captain berbaring, Psikolog memakaikan earphone ditelinga mereka masing masing dan meminta mereka untuk relaks atau tidur kalau mereka ingin, sementara dia mengajukan pertanyaan untuk masing masing mereka
soal tidur, Captain jangan disuruh. itungan menit dia sudah terlelap. jadi hanya phun yang menjawab pertanyaan.
Phun terbangun, merasakan sesuatu terpasang dikeningnya dan pergelangan tangannya, matanya terbuka, Captain terlihat masih pulas.
‘ini untuk apa dok?’ Phun bertanya
‘ini untuk memonitor detak jantung atau gerakan rongga diagframa kalian saat mendengar suara’
Phun mengangguk walau masih belum mengerti
Psikolog menepuk bahu Captain untuk membangunkannya
Captain menanyakan hal yang sama, psikolog menjawab dengan jawaban yang sama dengan yang diberikan untuk Phun.
‘kamu Captain langsung terlelap mendengar alunan suara Phun, sementara kamu Phun terlelap setelah mendengar detak jantung captain yang merespon suara kamu’
informasi dari psikolog setelah usai sesi terapi membuat mereka berdua terdiam.
**********
Hari kedua terapi mereka diminta melakukan hal yang sama, menulis tentang mereka (kali ini 1000 kata), diberi waktu 20 menit lalu tidur.
cuma kali ini Captain yang diberi pertanyaan sambil berbaring, dan kali ini Captain menyadari tidak ada keluar suara desiran halus dari earphonenya.
5 menit berjalan (kayaknya 5 menit sih) Captain mendengar suara ketukan pelan yang berirama, pendek pendek awalnya tapi semakin lama semakin panjang, butuh beberapa saat Captain menyadari itu suara detak.
detak jantung Phun.
Semakin dia terfokus pada suara diearphonenya semakin samar samar suara psikolog yang dia dengar. dan Captainpun terlelap.
Captain terbangun oleh tepukan dibahunya, psikolog mengisyaratkan dia untuk duduk menghadap Phun yang masih terbaring
‘ceritakan pada saya tentang Phun Phumikat yang kamu tau’
detak jantung Phun masih terdengar halus berirama di telinga Captain, wajah Phun tertidur relaks di hadapan Captain
dan Captainpun bercerita tentang Phun yang dia tau, tentang doa yang terdengar sangat melodius dan menenangkan saat Phun yang membacakan, tentang sinar matahari yang senang bermain saat menyinari rambut Phun, tentang wajah Phun yang terlihat berkilau saat dia menekuni sesuatu.
Captain terdiam. mata Phun membuka.
‘Captain, bisa tolong sebutkan nama orang yang ada dihadapan kamu?’
Phun duduk persis menghadap Captain dengan earphone yang sama terpasang di telinganya
irama di telinga Captain tidak berubah, sama dengan sorot mata Phun yang tidak berubah menatap kedepan
‘P’Phun..’ Captain berbisik
irama ditelinga Captain berganti pendek panjang dengan jeda yang lama dan menjadi semakin pendek dengan semakin terlihatnya semburat dipipi Phun
**********
hari terakhir terapi, mereka diminta saling bercerita selama 1 menit.
Captain gagu, Phun seperti cepat tanpa titik koma.
Psikolog kembali menyuruh mereka berbaring, dengan earphone.
kali ini psikolog memasang detak jantung saja.
‘Ceritakan pada saya tentang Captain’
Psikolog bertanya pada Phun setelah 5 menit
Phun menghela napas sebelum bercerita bagamana dia melihat Captain 3 tahun yang lalu di upacara doa.
Captain bisa mendengar pertanyaan psikolog tapi dia tidak bisa mendengar jawaban Phun, yang terdengar hanya desiran halus yang membuat dia mengantuk. Captain mencoba untuk tetap sadar tapi desiran halus ditelinganya seperti lagu ninabobo berbalut morphine. tak lama diapun terlelap.
Captain terbangun bukan oleh tepukan bahu seperti biasanya tapi oleh kesunyian yang dia rasakan dalam tidurnya
‘Captain, kenapa terbangun?’ Psikolog bertanya
dan Captain menjelaskan, menceritakan, di depan Phun tanpa gagu sekalipun
Psikolog menjelaskan kepada mereka berdua bahwa kortex motorik pada ubun ubun Captain yang mengatur kemampuan berbicara bereaksi sesuai dengan detak jantungnya sementara pada orang kebanyakan bereaksi sesuai sensor memori
Sementara dalam kasus ini, detak jantung Captain berdetak sesuai kontraksi otot dada setiap berhadapan dengan Phun yang menyebabkan Captain berbicara dengan bahasa yang aneh, sementara Captain tidak merasakannya karena otaknya masih membaca dengan bahasa yang disimpan pada memori
Baik Phun atau Captain hanya bisa bengong, mereka ngga ngerti sama sekali penjelasan dari psikolog dihadapan mereka
kecuali hal terakhir:
‘kalian bisa saling berkomunikasi bila sensor motorik Captain menerima sinyal jantung berdetak dengan nyaman dihadapan Phun, dengan cara terapi berbaring seperti yang kalian lakukan 3 hari ini yang mana tentu saja merepotkan atau kalian bisa saling berciuman’
Captain melompat kaget, bahasa aneh keluar dari mulutnya (baik psikolog ataupun Phun curiga itu sumpah serapah) diakhiri dengan Captain menerjang keluar ruang klinik mengumpat: ‘GO FUCK YOURSELF’
Phun menatap pintu ruang klinik yang masih terbuka
‘Dok, apa ini karena cerita saya?’
Psikolog tersenyum, walau sebenarnya dia ingin marah karena tidak satu manusiapun yang harus merasa bersalah untuk apa yang dia rasakan.
Masih dengan tersenyum dia menyerahkan folder berisi laporan dan berpesan
‘tidak ada salah atau benar dalam perasaan, hanya salah paham’
***************
Hal pertama yang Captain lakukan begitu masuk sekolah adalah meminta anak cewek cantik M1 yang berambut kepang kelabang dengan semburat pink dipipi, menjadi pacarnya. ditembak di depan pintu gerbang MUIDS sebelum bel masuk berdentang dengan ratusan kelopak mawar terbentang, pagi itu ditutup dengan anggukan malu malu cewek M1 dan senyum bangga Captain berjalan menuju kelas M1
Mereka menjadi pasangan fenomenal MUIDS
Mereka tampak begitu serasi, semua memuji mereka.
Geng Captain tidak habisnya menggoda cewek cantik yang sekarang digandeng Captain kemana mana, bahkan Ohm menyebut mereka pasangan Lakban, saking tak terpisahkannya
Reputasi Captain kembali atau bahkan lebih dengan segala gosip yang beredar, yang semakin beredar justru menjadi semacam legenda. Captain Chonlatorn pria sempurna back on track and more perfect than ever
{Masihkah kisah ini memerlukan pemeran penderita? untuk menjawab masih kesannya terlalu kejam tapi kisah ini tentang dia, dan menderita adalah bagian hidupnya karena dia tidak sempurna, bukan manusia sempurna dan tidak akan pernah menjadi sempurna}
Kelihatannya MUIDS kembali menjadi sekolah yang diidam idamkan dengan semua kembali seperti sedia kala
Phun membuka pintu ruang arsip dan duduk dipojokan mengerjakan tugas untuk hari ini dan juga laporan untuk OSIS, ruangan ini sudah menjadi ruangan ‘pribadi’nya 2 bulan belakangan ini.
Jadi Phun kaget saat 15 menit duduk, Mcqueen menongolkan mukanya dipintu masuk
Nyengir McQueen memberitahukan kalau Phun dipanggil Kepala Sekolah
Captain juga.
info yang disampaikan McQueen belakangan saat mereka berjalan menuju ruang Kepala Sekolah
Phun melihat Captain sudah duluan didalam ruangan, setelah menyampaikan salamnya Phun duduk disebelah Captain. keduanya menoleh heran McQueen ikutan duduk di bangku lainnya
Kepala Sekolah menjelaskan bahwa mereka akan ada School Fair dan sekali karena Captain dalah atlit kebanggaan dan McQueen artis baru yang sedang naik daun mereka akan berpartisipasi dalam kegiatan ini, Ketua Osis tentu saja harus turut serta
Phun bertanya apakah akan ada sesi percakapan seperti School Fair sebelumnya dan sewaktu bertanya sebisa mungkin Phun tidak menoleh kearah Captain, ynag memang seperti dugaan Phun sedang menatap dirinya lekat lekat
‘Tentu saja, apakah ada masalah?’ Kepala Sekolah melihat Phun lalu Captain, keduanya menggeleng, McQueen mengulum senyum, ngga sabar melihat interaksi 2 manusia bodoh depan dia.
************************
School Fair kali ini ramai bukan main. sepertinya satu Bangkok tumplek blek semua di BITEC macam pasar kaget
Dan kejadian yang ditakutkan Captain terjadi lagi, bahasa aneh keluar dari mulutnya setiap memulai pembicaraan dengan Phun
Phun menawarkan solusi seperti yang disarankan oleh Psikolog, captain menolak mentah mentah
‘arghhhhhhhhhhhhhh’ Captain menjambak rambutnya. McQueen mengerinyit heran
15 menit menuju sesi mereka Phun menarik tangan Captain menuju kamar mandi, menuju bilik kosong paling ujung.
Phun berbicara dengan cepat hampir tanpa jeda kenapa meraka harus menyelesaikan semua sekarang juga, yang mana dalam pembicaraan tanpa jeda tersebut yang bisa ditangkap Captain hanya: beasiswa, bukan orang kaya, seperti menyentuh kayu
Captain membuka mulutnya untuk menyadarkan Phun kalo semua ucapan dia itu nonsense, ngga ada juntrungannya, ngga jelas mak- ..hufft
Captain mendorong Phun, kasar. amarah tergambar jelas dimatanya
‘absuyolkajikyh! knepliuhuyhdsk?!’
Phun berusaha berwajah senetral mungkin, tapi kombinasi bahasa aneh dan muka berapi api ngga nolong sama sekali
Phun nyengir, ‘sorry..salah gw terlalu napsu’
napsu?!! Captain melotot
cengiran Phun tambah lebar,’ okay, pemilihan kata yang salah. maksud gw terlalu terburu buru’
Captain melipat tangan didada, gusar.
‘skrnghy hf yanhgh dlksduisj’
Phun masih ngga ngerti apa yang Captain ucapkan tapi setidaknya Phun mengerti nada kesalnya, ‘ok’
dan kali ini Captain maju, tangannya memegang bahu Phun, kepalanya menunduk
Captain mencium bibir Phun pelan, berkonsentrasi dengan debaran jantungnya.
mungkin terlalu heboh kalo dibilang debaran, detak lebih tepat. karena detak terasa lebih cocok menjelaskan desiran halus ditengkuknya, terasa lebih pas dirasakan dengan hembusan napas lembut di rongga mulutnya
detak juga yang lebih tepat menggambarkan sensasi nyaman yang bergerak perlahan dari belaian bibirnya, menjelajahi langit langit mulutnya, mengalir perlahan ke kepalanya dan terurai perlahan dari hembusan napasnya
Phun terengah engah menatap wajah Captain yang menjauh darinya
‘bukan ciumannya yang gw ngga suka P’..setelahnya yang gw ngga siap’
jantung Phun ketinggalan satu napas.
Captain menarik badan Phun kepelukannya, merasakan detak jantung Phun berbaur dengan detak jantungnya, berbisik Captain menyatakan kalo kamar mandi mulai dari sekarang akan menjadi tempat paling romantis di list tempat ngedate andalannya
yang tentu saja membuat Phun mendorong Captain kesal keluar bilik, suara tawa captain membahana bahkan sampai mereka keluar dari kamar mandi.
Phun juga mendorong harapan dihatinya dan menggantinya dengan rasa getir yang akrab
MUIDS di BITEC School Fair berjalan dengan sukses. paling sukses dalam sejarah School Fair karena mencatat calon siswa terbanyak.
********************
MUIDS kembali heboh. Captain mutusin ceweknya seminggu setelah School Fair
Phun tidak perduli.
seminggu setelah School fair dia disibukkan oleh kegiatan OSIS yang kaya ngga ada abisnya.
Mulai dari rapat rapat entah buat apa sampai persiapan untuk Sport Day
Senin, rapat dengan kepala sekolah
Selasa, rapat dengan OSIS
Rabu, rapat dengan perwakilan orang tua
Kamis, ngga ada rapat tapi ngga ada dimana mana juga
Jumat, rapat persiapan Sport day mengundang seluruh perwakilan Klub
Jumat, Captain merelakan mobilnya dipakai Tom selama seminggu demi menggantikan posisi Tom
Jumat, Phun bingung liat Captain muncul sebagai perwakilan klub sepakbola
Jumat, Ohm bersumpah dalam hati untuk kirim santet ke Captain yang mangkir ngga mau wakilin klub badminton tapi malah nongol sebagai perwakilan klub sepakbola
‘N’Captain bukannya anggota klub Badminton?’ Phun ngga kuat akhirnya bertanya, heran
‘wyya, tkjl lhgj mewkjlhfyjs tfg’ Captain nyengir, seruangan narik napas, kaget Captain masih aneh
‘loe masih gila?’ Ohm melotot
Captain melotot balik ngga kalah kesel
Phun menarik napas dan meminta Captain ikut sama dia ke ruangan Ketua OSIS
di ruangan Ketua Osis, Captain agak heran melihat Phun mengunci pintu dan bersandar ke pintu dengan menutup mata
Phun membuka matanya kepada Captain yang berdiri melipat tangan dengan muka seperti abis dikasih duit sejuta dolar
Phun membuka mulutnya untuk ngomel, Captain menutup mulutnya dengan bibirnya
kembali dia merasakan debaran, detak lebih tepat. karena detak terasa lebih cocok menjelaskan desiran halus ditengkuknya, terasa lebih pas dirasakan dengan hembusan napas lembut di rongga mulutnya
detak juga yang lebih tepat menggambarkan sensasi nyaman yang bergerak perlahan dari belaian bibirnya, menjelajahi langit langit mulutnya, mengalir perlahan ke kepalanya dan terurai perlahan dari hembusan napasnya
Captain mundur, cengiran menghiasi wajahnya persis kaya kucing kelar minum susu
Phun mau mendengus ngga jadi, muka Captain terlalu lucu buat di dengusin
Bersama mereka balik ke ruang rapat
Seluruh peserta rapat bersumpah mereka kaya ngeliat muka Captain dan Phun bersinar begitu masuk ruangan bareng.
dan Ohm bersumpah dia melihat binar yang sama di mata Captain seperti waktu captain pertama kali memutuskan menjadi atlit bulu tangkis, binar yang sama saat Captain menjawab kenapa dia memilih bulutangkis dibanding basket atau sepakbola (padahal dia jago keduanya): karena dia – Captain – sudah jatuh cinta pada bulu tangkis.
‘shit.’ ucap ohm pelan.
********************************
and so the story continue …