[AU|Series] Mulut Pait, bab 2: untuk malaikat kecil kami

Once upon a time …

‘sekarang, kalian tidur’ kututup buku lusuh tersebut dengan sayang

‘yaaaaaaaa, masa sampe situ doaang Pa?’ carl protes keras, mata birunya melotot

‘lanjutiiiinnnnn paaaaaa’ mata sipit din makin menghilang saat dia merengek

kutatap mereka berdua, aku tau mereka tidak akan membiarkan aku tidur dengan tenang sebelum kuselesaikan ceritaku

‘baiklah, sampai mana tadi?’ kubuka buku lusuh itu lagi

kedua malaikat cilikku berebut menjawab pertanyaanku

‘..ohm berucap pelan’ aku mulai membaca

segera kedua malaikat kecilku mendekat ke pelukanku

************

sekelarnya rapat, Ohm menarik Captain keluar ruangan.

matanya menyelidik, bibirnya mengerucut seperti ikan mas koki kebanyakan makan

{hihihihihihihi, kedua malaikat kecilku tertawa}

Captain tidak bisa menahan tawanya

‘loe suka sama Phun?’

Captain terbatuk dengan dasyat, sumpah serapah keluar begitu mulutnya berhenti terbatuk batuk

tapi ohm tidak perduli, dia mengulang pertanyaannya kembali

kali ini Captain sudah lebih siap, menjawab Ohm dengan dengusan disertai: ‘loe gila ya? loe kira gw homo?’

{hidung kedua malaikat kecilku mengerucut, rasa tidak suka terlukis jelas diwajah polos mereka. i raised them well}

mata Ohm masih menyelidik, mata Captain masih menantang

Ohm menghela napas panjang, hati hati dia menjelaskan kalau dia tidak masalah seandainya itu benar tapi dia mengingatkan Kecenderungan Captain untuk bertingkah berlebihan bila menyukai sesuatu

entah dimana salahnya ucapan Ohm tapi Captain tiba tiba merasakan amarah yang hebat, demikian hebatnya sampai tangannya melayang.
sebuah bogem mentah mendarat dimuka Ohm

Ohm terperangah, rasa sakit dimuka gantengnya ngga sebanding dengan rasa sakit di hatinya, sahabatnya menonjok dirinya

Captain sama kagetnya. matanya terbeliak tak percaya, dia menonjok sahabatnya

kedua sahabat itu saling menatap

‘shit. kenapa loe selalu bener?’
‘loe tau kenapa. cuma waktu itu raket yang loe rusak, sekarang muka gw’

Captain meringis, Ohm cemberut
sejurus kemudian mereka terkekeh, tertawa, sampai akhirnya terbahak bahak

persahabatan menahun tidak akan goyah oleh satu bogem, ataupun berubah oleh jenis cinta yang berbeda

******************
{‘sport day pa! sport day!’ kedua malaikat kecilku berseru semangat}

hari akbar yang ditunggupun tiba, Sport’s Day.

setiap kelas sudah dihias sesuai dengan tema tahun ini: Friendship.

setiap kelas sudah menyiapkan tim tim terbaik mereka, setiap ketua kelas bersliweran sambil menenteng walkingboard tim mereka dengan bangga

Phun tidak terkecuali.

Walaupun dia sudah disibukkan dengan segala persiapan, dia juga larut dalam euphoria semangat dan kompetitif yang dibawa oleh Sport’s day

Setengah berlari Phun melintas ruangan kelas, tangannya menenteng walkingboard kelas M2

‘Pagi, ada N’To- oyy N’Tom!’ Phun melongok dipintu kelas

‘sawatdeekha P’Phun! walkingsheetnya udah diapprove?’ Tom keluar menghampiri Phun

‘N’Tom, ini list timnya benar begini?’ Phun menunjukkan walkingboard M2

‘iya benar P’, kenapa ya?’ Tom meneliti walkingsheet kelasnya

‘N’Tom, Captain kuat di bulutangkis, kenapa ditaruh di sepakbola?’ Phun berbicara sehalus mungkin tanpa terkesan dia meragukan pilihan Tom

Tom tersenyum
‘ah, P’! dia itu kuat dimana mana, diinjek aja kuat. ngga usah khawatir P’..bulutangkis masih ada Ohm’

Phun menatap wajah Tom mencoba mencari sekiranya Tom hanya beralasan mengada ada tapi Tom tampak semangat dan memandang Phun dengan berani

tersenyum Phun menepuk bahu tom sembari mengingatkan untuk berkumpul pukul 8 dilapangan, opening ceremony

Phun kembali menyusuri ruangan kelas dengan tergesa karena dia harus ngecek GR marching band anak M1

dibelokan tangga, sesuatu menarik lengannya dan mendorongnya ke dinding lekukan pembatas gedung

Captain.

Phun menangkat wajahnya bersamaan dengan Captain menarik lehernya

bibir mereka bertemu, midways

mereka merasakan debaran, detak lebih tepat. karena detak terasa lebih cocok menjelaskan desiran halus ditengkuknya, terasa lebih pas dirasakan dengan hembusan napas lembut di rongga mulutnya

detak juga yang lebih tepat menggambarkan sensasi nyaman yang bergerak perlahan dari belaian bibirnya, menjelajahi langit langit mulutnya, mengalir perlahan ke kepalanya dan terurai perlahan dari hembusan napasnya

Captain membuka matanya

‘Goodmorning, P’Phun’

‘Goodmorning Captain’

Captain melangkah menuju kelasnya,
Phun setengah berlari menuju lapangan

{‘paaaaaa, you skipped their rituals’ carl malaikat kritisku memprotes dengan keras, diikuti anggukan adiknya, Din. i teach them well.}

Kejadian barusan bukanlah yang pertama kali terjadi.

Pertama kali Captain mencium Phun di pagi hari adalah keesokan harinya setelah rapat Sport’s day.

Captain menarik lengan Phun yang mau baru saja membuka pintu ruang arsip, menarik masuk keruang arsip, masuk ke titik blindspot yang sudah dihapal Captain luar kepala

melihat alis Phun yang naik, Captain bersuara macam gila tentunya

Phun menghela napas dan mencium Captain.

Captain mengucapkan selamat pagi setelahnya dan kembali kelasnya

Phun membalas selamat pagi dan melanjutkan apa yang mau dikerjakan diruang arsip

beberapa kali mereka berselisih jalan setelahnya, Captain selalu tidak lupa untuk menyapa Phun. dengan normal.

dan itu terus berlangsung, dibalik tembok satpam, dilekuk tiang pembatas gedung, dibalik pintu klub, disemua blindspot ruang arsip.

dari H-17 Sport’s day

17 kali
17 tempat
17 debaran detak jantung

17 momen penuh penderitaan untuk dia

Ohm baru saja berganti baju saat Captain masuk dan menarik badannya dengan brutal

‘apaaan sih?’ Ohm berkelit tanpa usaha, Captain kadang terlalu kuat untuk dirinya

‘liatttttt! yang ituuuuuu, gw lemes’ Captain nunjuk ke lapangan bekas opening ceremony

Ohm memicingkan matanya, ngga ada yang aneh apalagi bikin lemes.

Ohm menoleh dengan gemes

‘liat apa si- oh’ Ohm terdiam maklum

disana, ditengah lapangan berdiri dengan headset dan walkietalkie, Ketua Osis MUIDS.

memakai polo shirt putih dan celana bermuda biru, kakinya tampak kokoh dibalut sneakers putih, tangannya menggenggam walkingboard biru.

‘nah! iya khan? minta dicium banget khan?’

dahi Ohm berkerut, karena itu bukan yang dia pikirkan

‘minta diapa?! ngga cukup tiap pagi tu anak loe lecehkan?!’

‘hey, that’s my insanity dose!’ Captain masih berbinar menatap ke tengah lapangan

‘muka loe kaya dus! loe nga ganti baju? bukannya sepakbola udah mulai?’ Ohm melepas tangan Captain dibahunya

‘man, you need to get laid! you’re too tense!’ Captain mencibir sambil lari ke lapangan

Ohm menatap khawatir sahabatnya, dia sangat kenal Captain. begitu dia suka sesuatu dia akan habis habisan.
tapi ini bukan barang atau olahraga, ini orang. cowok lagi.
ohm takut captain hanya akan terluka, apalagi kalo yang disana tidak seantusias Captain

‘loe kebanyakan mikir. kalo jodoh mereka akan jadi kok’

Ohm memutar badannya untuk mendapati McQueen berdiri didepannya dengan celana bermuda biru pita putih dan poloshirt putih berlist tosca

‘jaga mulut loe. Captain bukan waria kaya loe’ bahu Ohm menghantam badan McQueen kencang saat dia balik ke ruang ganti

‘maksud loe waria? loe pikir semua yang suka sama cowok waria? HELL LO! otak loe manufactured di bloonland?!’ Mcqueen menahan badan Ohm

‘jangan pegang2 gue! gw ngga peduli, sahabat gw bukan kaya loe’ raut wajah Ohm tampak jijik bilang kaya loe

‘heh denger ya kokopan bak cuci, captain suka cowok, gw suka cowok itu berarti sahabat loe “kaya gue”. besok besok kalo aus bagus loe nelen kaporit daripada gatorade, biar terang otak loe! ganteng ganteng tapi dongo, hih!’
Mcqueen berbalik meninggalkan Ohm yang terbengong

****************

Phun mengganti kaos bolanya yang sudah basah kuyub, kelasnya dikalahkan kelas Captain 3-2, dia tersenyum teringat ucapan Tom. Captain jago sepakbola juga ternyata

ruang ganti sudah sepi saat Phun keluar dari kamar mandi, bergegas dia memakai polo shirt dan celananya

mengunci pintu ruang ganti hampir Phun lompat melihat Captain bersandar dibelakangnya

‘ngga ke Hall? pembagian trophy di Hall A’ Phun menekan gagang pintu untuk ngecek apa sudah terkunci

‘txgy ms kq syre ga-‘

bibir Phun menutup bibir Captain

tidak ada debaran, hanya desiran halus ditengkuknya, terasa dengan hembusan napas lembut di rongga mulutnya

terasa sensasi nyaman yang bergerak perlahan dari belaian bibirnya, menjelajahi langit langit mulutnya, mengalir perlahan ke kepalanya dan terurai perlahan dari hembusan napasnya

Phun melepas bibirnya, Captain meraih pinggangnya. dan desiran itu berulang kembali

‘dobel, kayana ntar gw agak lama speechnya, kelas gw menang telak disemua cabang’ Captain melepas bibirnya dan tersenyum pongah

Phun berjalan ke arah Hall

Captain meraih walkingboard ditangan Phun, langkahnya sejajar dengan langkah Phun

‘P’, menurut loe perlu ngga gw berterimakasih sama elo pas ntar di podium? well, secara elo tiap pagi nyembuhin gw?’ Captain menaikkan tangannya saat Phun hendak meraih walkingboardnya kembali

‘nyembuhin gimana maksud loe? sini, itu walkingboard gw’ Phun kesal

‘soalnya khan ngga mungkin gw bilang kita ciuman tiap pagi, iya khan?’ Captain berjalan cuek dengan tangan mengacungkan walkingboard ke atas

Phun nyerah, berjalan kesal disamping Captain,’terserah elo aja!’

hampir Phun kesandung karena tiba tiba Captain berhenti

‘terserah gw?’ Captain bertanya sungguh sungguh

‘apaan?’ Phun ngga siap tiba tiba Captain jadi serius

‘bener, terserah gw?’

sebenernya Phun ngga ngerti maksud pertanyaan Captain tapi karena udah mepet banget sama waktu penyerahan trophy, Phun mengangguk aja. biar cepet.

Captain nyengir, lebar selebar lebarnya. tangannya terkepal, kepalanya menunduk, ‘asa!’

‘ayo buruan! ntar kita telat’ tiba tiba Captain lari, mau ngga mau Phun ikut lari karena memang mereka hampir telat

menunduk nunduk minta maaf Phun naik ke podium, ngga berapa lama penyerahan Trophy dimulai dengan laporan Ketua Osis mengenai keseluruhan acara

seperti dugaan semua orang, kelas Captain riuh rendah saat dipanggil ke podium karena mereka menyabet gelar juara umum, juara 1 disemua cabang olahraga

Captain merebut corong mic saat Tom, ketua kelas mereka memberikan sambutan dan menyebutkan terimakasih untuk semua orang yang membantu kelas mereka

Hall dipenuhi tawa riuh rendah saat Captain mengucapkan terimakasih untuk P’panor, penjaga sekolah mereka yang menutup mata saat dia dan Ohm telat tadi pagi jadi ngga dihukum dan boleh ikut bertanding diikuti oleh ledekan satu hall saat Ohm mengucapkan terimakasih untuk Swan anak M1 yang sudah jadi inspirasinya belakangan ini

P’rhwat guru BP sudah mau maju menghentikan mereka karena ucapan terimakasih mereka sudah berlebihan saat Captain mengangkat tangannya, menyebabkan hall terdiam

‘terimakasih yang terakhir untuk kamu, 17 momen aku. terimakasih dan aku sayang kamu’

satu Hall terperangah sebelum pecah oleh jeritan: CIYEEEEHHHHHHHHH

P’rhwat mengusir Captain dan teman temannya dari podium

Phun terdiam dan hampir lupa mengucapkan doa penutup

bolehkah dia, si tokoh penderita mengharap kebahagiaan?

Malamnya sebagai penutup MUIDS mengadakan pesta yang diisi dengan penampilan band sekolah dan makan minum gratis

Phun sudah nunggu nunggu sejak budget waterfall chocolate disetujui, tapi untuk antri dengan anak anak yang lain dia masih gengsi

menunggu band memainkan musik slow dan anak anak asyik berdansa baru Phun mendekati waterfall chocolate

dengan semangat dia mengambil tusuk gigi berstrawberry dan mencelupkan ke coklat yang mengucur, apes, strawberrynya lepas.

panik, Phun menengok kanan kiri memastikan tidak ada yang melihat sebelum berusaha mencongkel keluar strawberry sialan itu

keliatannya gampang, tapi dengan coklat yang terus mengucur, percayalah nyongkel strawberry itu ngga gampang jendral!

‘ngapain loe?’

‘shoot!!!’ Phun terlonjak kaget

‘ngambil coklat?’ Captain melongok dari balik bahu Phun

‘iya. tadinya.’ Phun sebel kenapa saat kaya gini harus ada Captain, malu banget.

‘loe ada itu..’ Captain nunjuk muka Phun

‘ada apa?’ mata Phun hampir juling karena melirik hidung dia sendiri

‘ituuu’ Captain nunjuk

‘itu apaan? upil? apaan?’ Phun kesal

‘ah! udah gw aja.’ Captain kesal dan maju

lidahnya menjilat coklat diatas bibir Phun

Phun terdiam. badannya kaku.

‘dah, beres!’ Captain mundur, tersenyum

Captain bingung liat Phun terdiam dengan raut muka kosong

‘oh, loe masih mau coklatnya? gw ambilin ya’ Captain jalan melewati Phun yang masih kaku

sambil mencelup strawberry Captain ngomong ke Phun yang masih terdiam membelakanginya: ‘loe tau khan kita udah 17 kali ciuman? dan kalo loe yang gw maksud 17 momen gw?’

kali ini muka Phun padam, memerah persis strawberry ditangan Captain

‘dan kalo gw sayang elo, nih’ Captain mengulurkan stawerry berselaput coklat ke tangan Phun

Phun menerima strawberrynya dgn kaku, kaya robot

‘elo sayang gw juga khan?’ Captain menatap Phun lurus

Detak jantung Phun berganti debaran dengan cepat. begitu cepat hingga tengkuknya merasakan desiran yang menyebar hangat ke seluruh badannya

‘sayang’ Phun menjawab pelan

‘apa?’

‘sayang.’ kali ini Phun menjawab lebih keras

‘apa?’

‘SAYANG!’ Phun berteriak pas dengan band mengakhiri lagunya

‘maaf .. maaf … cowok gw lagi manggil gw’ Captain menangkupkan tangannya ke anak anak yang kaget mendengar teriakan Phun

kali ini Phun tidak terdiam, kakinya menendang betis Captain kencang.

The End.

*****************

‘ah … i love strawberries’ Carl tersenyum menarik selimutnya

‘ade juga suka stawbeliii’ Din ikut menarik selimut kakaknya

‘okay boys, time to sleep’ kuletakkan buku lusuh itu dinakas dan mengangkat Din dari kasur Carl

‘Pa, boleh ngga ade tidur sama aku malam ini?’ Carl menahan tanganku

kutengok Din digendonganku

‘ade mau tidur sama kaka?’

‘mauuuuu’ Dia melompat dari tanganku dan meringkuk dibalik selimut Carl

‘okay, have a sweet dream boys’ kukecup dahi mereka dan mematikan lampu

kubiarkan pintu terbuka sedikit

‘udah tidur mereka?’ aku tersenyum melihat dia membuka kacamata bacanya

‘belum tapi sebentar lagi juga tidur, masih banyak kerjaan kamu?’ kutenggelamkan diriku dipelukannya

‘cuma review, sampai mana kamu bacain diarynya?’ dia membelai punggungku

‘strawberry’ aku mendongak tersenyum

‘i knew it! kamu emang paling seneng bagian aku menderita’ dia cemberut

‘ayr seiyqlg krfm’

dia menunduk menciumku

‘aku sayang kamu juga, tapi besok aku yang cerita, diary kamu’

aku ketawa.

Nao’s note: i’m not gonna block you from my blog because i’m writing to make me happy and hopefully making everyone who’s reading it happy. and i hope reading my story making you happy. but please next time you’re so inspired because of my story and you decided to write it down, please tell me.
isn’t that a fair trade for a story that inspired and making you happy?
that’s all.

[AU| Series] Mulut Pait, bab 1: untuk dia pemeran penderita

hidup itu indah , hidup itu penuh warna, penuh cerita ceria dan penuh canda tawa

terlebih lagi bila loe berwajah sangat lucu, berkulit putih manis, berperawakan proporsional 185cm dan berkawat gigi imut

akan menjadi lebih menyenangkan lagi kalo loe tajir melintir, pintar ngga ketaker, atlit berprestasi dan humoris

cap loe bukan manusia lagi, nama loe akan selalu terucap dengan desahan: setengah dewa ah …

setiap langkah loe akan diiringi ucapan: sempurnanya dia …

dan semua itu seperti belom cukup, nama panggilan loe harus ‘Captain’ sebuah nama yg menyiratkan posisi yang dihormati dan level coolness tersendiri

{dan ini kisah tentang dia.}

Pada suatu ketika di MUIDS sekolah tingkat atas terbaik dan termahal seantero Bangkok, bersekolah lah seorang remaja bernama Chonlatorn Kongyingyong, yang karena berhasil mengantar tim thailand menjadi juara pada kejuaraan bulutangkis junior, menyandang panggilan ala barat, Captain.

seperti setahun belakangan, hari ini Captain masuk sekolah dengan langkah ringan, senyum lebar dan segerombolan cewek -dan *ehem* cowok- yang mengikuti langkahnya dengan pandangan memuja sejak dari parkiran MUIDS sampe kelas M2, kelasnya untuk seterusnya di hari pertama sekolah pada tahun kedua

Captain masuk kelas dan langsung mengenali mejanya karena cuma satu meja dikelas yang penuh dgn bingkisan, bekal makan siang, bunga berbagai warna dan setumpuk celana dalam terikat pita warna warni (iya loe bacanya bener, Ce La Na Dalem. kolor.)

senyum Captain terukir lebar juga melihat seluruh gengnya dikelas M1, sekelas dengan dia di M2.

dan senyumnya berubah menjadi tawa canda saat Ohm sahabatnya melakukan ritual pembersihan mejanya begitu melihat Captain memasuki kelas

‘fans loe tambah kreatif tahun ini, atau mereka tau semester kemaren loe jarang pake kolor’ Ohm mengacungkan untelan celana dalam

Captain noyor Ohm tentunya, tepat sebelum bel masuk berdering penanda bagi mereka berkumpul di lapangan untuk doa pagi

Captain dan teman temannya berjalan ke lapangan sambil bercanda dengan diikuti gerombolan pecinta captain, GPC( kita sebut itu aja ya, panjang kalo pake cewek dan cowok endesbre endesbraw) yang ber oh ah sepanjang koridor menuju lapangan

mereka berbaris sesuai kelas, guru memanggil Ketua OSIS yg baru terpilih untuk memimpin doa, captain dan ohm asyik men-scanning anak baru yang cantik cantik yang sebenernya percuma karena anak anak baru tersebut pasti sudah scanning Captain duluan, nge’tekin malah.

‘mari kita berdoa’ suara dalam yang tenang memutuskan tatapan Captain ke anak M1 berkepang kelabang dengan semburat pink dipipinya yang sedari tadi Captain tatap tanpa ampun.

Captain menundukkan kepala.

dari pengeras suara terdengar untaian doa bersuara dalam yang dilantunkan dengan tenang tapi tegas

untuk pertama kalinya dalam sejarah doa pagi di MUIDS, Captain berdoa dengan khusyu dan mendengarkan setiap patah doa yang terucap

dan untuk pertama kalinya kedua dalam sejarah doa pagi di MUIDS, Captain kesal sipelantun doa berhenti, menandakan doa selesai

dengan gusar Captain membuka matanya dan mencari sosok sipelantun doa

Captain menatap benci sipelantun doa yang baru saja diberikan ucapan selamat sebagai Ketua OSIS yang baru

bibir Captain mencebik sebal mendengar Kepala Sekolah mengucapkan nama sipelantun doa, Phun Phumikat.

kaki Captain menendang betis Ohm saat Kepala Sekolah memberikan wejangan yang sudah memecahkan rekor sebagai wejangan terlama dalam sejarah hari pertama masuk sekolah diBangkok.

(untuk itu Captain sudah menyuruh Golf untuk merekam yang nanti akan mereka unduh di youtube untuk ditandingkan dengan wejangan kepala sekolah lain sebangkok, untuk mempertahankan gelar wejangan terlama. kegiatan tradisi MUIDS)

berbisik Captain menanyakan siapa Phun Phumikat?

berbisik Ohm menjawab kalo Phun Phumikat siswa beasiswa di MUIDS, juara umum sejak kelas satu..

‘sejak kelas satu? emang dia kelas berapa?’ Captain memotong ucapan Ohm, heran

Ohm menoleh dengan raut lebih heran sebelum menginformasikan kalo Phun Phumikat adalah siswa M3 dan harusnya Captain tau karena Phunlah yang memberikan orientasi dasar waktu mereka pertama kali masuk

kembali berbisik dan sambil menendang betis Ohm lagi Captain juga menginformasikan kalo dia ngga masuk pas orientasi dasar dan kalo Phun yang memberikan orientasi berarti saat itu dia anak M2, bukan M3

ngga mau kalah Ohm berbisik kalo Captain harus minum ginko biloba karena tadi dia yang nanya Phun kelas berapa dan Ohm juga meminta untuk Captain berhenti menendang betisnya

Captain tetap menendang betis Ohm.

dan tetap berbisik walau terdengar sedikit kesal memastikan sebenarnya Phun anak M2 apa M3?!

‘Phun Phumikat siswa M3! kalian berdua! Maju!’ suara Kepala Sekolah menggelegar dari pengeras suara

baik Captain dan Ohm ikut menoleh mencari siswa sial mana yang kena bentak Kepala Sekolah dan sama sama kaget saat P’Rhwat memukul bahu mereka dengan penggaris kayu, mendorong mereka maju kedepan

siswa siswa yang lain tertawa melihat raut kaget dan penuh teror Captain dan Ohm

Phun menatap kedua adik kelasnya yang maju kedepan dengan gaya seperti artis korea mau dapet penghargaan, wajah menengok ke kanan dan kekiri penuh raut tak percaya tapi tersenyum bahagia, tangan menggaruk kepala dengan lagak tak acuh, badan melangkah maju dengan pasti dan percaya diri

Phun kenal tipe mereka.

They’re the ‘it’ boy from the Popular Cirque

Suara Kepala Sekolah kembali terdengar dipengeras suara sementara Captain dan Ohm berdiri didepan, keduanya memasang wajah menyesal tapi kilat pongah memancar jelas di mata mereka

karena sekali lagi mereka berhasil merebut perhatian seluruh anak anak baru tanpa mereka berusaha

terlalu sibuk membanggakan diri didalam kepalanya, Captain sampai tidak mendengar ucapan Kepala Sekolah bahwa hukuman mereka adalah membantu Ketua Osis baru membereskan ruangan arsip dilantai 3

jadi Captain melongo heran waktu Ohm menyeretnya ke lantai 3 selesai upacara doa pagi

pertanyaan heran Captain dibalas runtutan omelan Ohm yang mana salah satunya adalah ketidak mampuan Captan untuk berbisik bisik yang menyebabkan mereka dalam situasi ini

yang tentu saja dibantah Captain mentah mentah, dia punya list panjang cewek cewek yang akan mendukung kalo dia, Captain, pinter dan bisa bisik bisik

dan tentu saja Ohm nendang dia

‘beda kasus monyed’ sungut Ohm

Captain ngakak

didepan pintu ruang Arsip mereka pandang pandangan, karena selain males, ruang arsip terkenal angker

udah terlalu banyak cerita keangkeran ruang arsip yang beredar dan kebanyakan terjadi di tengah hari bolong, jam jam sekolah berlangsung

jadi ketika tiba tiba pintu ruang arsip terbuka dan kepala nongol, duo kompak paling cool se Muids serempak menjerit histeris, lengkap dengan atribut tangan melayang layang heboh menutupi muka, mata menutup rapat rapat

‘kalau kalian sudah puas menjeritnya, silahkan masuk’ suara dalam keluar dari kepala tersebut, pintu terbuka lebar kepada ruangan yang terlihat lengang dengan hanya beberapa deretan rak berisi folder folder berbagai warna, beberapa kursi, 2 meja dan 2 buah komputer, hawa sejuk berhembus dari dalam

Captain dan Ohm menutup mulut mereka dengan malu dan masuk ke dalam, mereka melihat Phun sudah dirak ketiga dengan tumpukan folder ditangannya

Phun menjelaskan apa yang harus mereka lakukan sambil berkeliling rak, Ohm mendengarkan dengan seksama, Captain mendengarkan dengan samar samar

Captain sibuk melihat ruang arsip yang baru pertamakali diinjak kakinya dalam hidup sebagai siswa MUIDS, dia mencatat beberapa ‘blindspot’ diantara lorong dan sudut ruangan

dan perhatiannya kembali kepada Ketua Osis yang tengah menjelaskan

‘Ruangan ini terbuka untuk semua siswa, setiap hari. tidak hanya pada jam jam belajar tapi juga pada jam ekstrakurikuler, semua data tentang apa aja disekolah ini terdapat disini sangat disayangkan bila kalian siswa sekolah ini tidak mengetahuinya’

setelah penjelasan itu pendengaran selektif Captain kembali pada samar samar mode

Phun membagi mereka dalam beberapa lorong untuk lebih memudahkan pekerjaan mereka

Captain menghitung lorong bagiannya, berbisik ditelinga Ohm apa yang akan dikerjakan ‘Ketua Osis’ karena intinya mereka berdua juga yang ngerjain semua lorong ini

‘Saya yang akan mengawasi kalian, dan kamu? stop whispering, you’re bad at it’ Phun melipat tangannya, mukanya tanpa ekspresi

Ohm menahan tawanya, mendorong Captain ke lorong bagiannya karena dari tarikan urat mulut diwajahnya Ohm tau Captain akan membalas ucapan Phun dan akan membuat kerjaan mereka bertambah

Bersungut sungut Captain mulai merapikan lorong bagiannya, dalam 5 menit Captain sudah tenggelam dalam kerjaan yang mana sebenarnya menakjubkan karena seorang Captain Chonlatorn ngga pernah bisa konsen untuk apapun, apalagi kerjaan sekolah

Sejam kemudian, Captain menyelesaikan ‘hukuman’nya, Captain menghampiri Phun dan Ohm (yg keliatannya lebih dulu kelar, cih.) di meja tengah ruangan

Captain menenteng sebuah folder ditangannya dan bermaksud meminta ijin Phun untuk meminjam folder tersebut.

Captain menemukan Phun duduk tepat dititik sinar matahari masuk dari jendela, membuat rambut Phun yang Captain yakin berwarna hitam jadi tampak kecoklatan dan wajah Phun yang memang putih tampak agak berkilau, raut wajahnya tampak serius membaca folder dihadapannya, bibirnya setengah terbuka. Kejutan yang terjadi di rongga dada Captain menyebabkan cegukan keluar dari mulutnya, bukan pertanyaan.

Phun menoleh ke arah sosok tinggi yang baru keluar dari lorong

‘Udah selesai? kalo gitu kalian boleh kembali ke kelas’

Phun menutup folder dihadapannya dan bersyukur hukuman ini mereka selesaikan dengan cepat, Ohm yang duduk disampingnya berdiri dan pamit

tapi sosok yang berdiri didepannya ngga bergeming, alis Phun bertaut dan dalam hati dia berucap dengan kesal tingkah apalagi yang akan dilakukan oleh biang kerok satu ini

‘ada lagi yang lain?’

Ohm menatap sahabatnya dan Ketua Osis bergantian, dia juga heran kenapa Captain seperti Ngoi si dongo

‘ashegjukoldgtiphondey?’ Captain bertanya serius

Phun bengong
Ohm nganga

Captain menatap mereka berdua dengan serius, folder ditangannya keangkat

Phun seorang yang sangat rasional dan dia menolak untuk dibecandain adik kelasnya, terlebih lagi bercandaan konyol kaya gini

‘Saya akan membawa surat hukuman kalian ke ruang guru, kalian langsung ke kelas’ Phun berdiri, berjalan keluar dengan menenteng folder yang tadi dibaca

‘cokgehtuhawpotbwion?’ Captain masih bersikeras bertanya, Phun mengacuhkan dan terus berjalan keluar ruang arsip

‘gila! gw nanya boleh bawa ni folder ngga, dicuekin!’ Captain melotot kesal

Ohm masih nganga.

Otaknya mencoba memcerna kejadian yang baru terjadi di hadapannya

Ohm mengawasi sahabatnya yang masih ngomel ngomel karena Phun nyuekin dia

‘man, loe tadi ngomong apa sih?’ akhirnya Ohm bertanya

Captain berhenti ngomel ngomel dan ngeliatin sahabatnya seperti Ohm baru aja pake lipstick warna merah gonjreng

Captain mengulang pertanyaannya, Ohm membantah kalo itu yang Captain ucapkan tadi.

menurut Captain, Ohm gila
Ohm mulai yakin kalo sahabatnya kelainan jiwa.

************

Sepertinya kejadian ruang arsip akan terlupakan terutama dikarenakan kedua tokoh utamanya terlalu gampang teralihkan perhatiannya

{tapi seperti tertulis diatas, ini tentang dia. dan sebuah cerita tentang dia butuh pemeran penderita.}

Captain mulai merasa akhir akhir ini Ketua Osis ada dimana mana, di kantinlah, di lorong sekolah lah, di gedung klublah apalagi di ruang guru!

Captain mengabaikan fakta kalo mereka satu sekolah dikarenakan suatu pembuktian teori bahwa dia, Captain Chonlatorn ngga pernah sekalipun melihat Phun Phumikat selama kelas 1.

Jadi saat Phun berdiri dipintu kelasnya, Captain hampir bertaruh dengan alam kalo ini pasti berhubungan dengan dia lagi atau Ohm tapi kayaknya sih pasti dia

‘Sorry ada yang namanya Chonlatorn? P’Bern manggil ke ruang guru’

seandainya tadi dia bertaruh, alam sudah menjadikan dia cowok paling ganteng sejagad raya

Captain berdiri serta bertanya untuk keperluan apa karena ini masih jam istirahat juga

bukannya menjawab Phun hanya berdiri disana dengan raut muka heran, Captain lebih heran lagi kenapa orang seperti ini bisa jadi Ketua Osis. jadi dia mengulang pertanyaannya

‘berhsgjdotuhikafeenokbehdn? ingofkyejatjoens’ setitik arogansi terdengar disuaranya tapi Captain tidak perduli, bukan dia yang berwajah pengo sekarang ini

‘Capt…. capt … loe ngomong apa?’ Ohm menarik lengan bajunya, wajah Ohm juga menampilkan raut heran yang sama dengan Phun

Captain menatap teman temannya semua dan mendapati mereka berwajah heran yang sama

‘P’Bern, ruang guru, sekarang’ Phun berkata tajam sebelum meninggalkan kelas M2. rasa amarahnya sudah diujung kepala tapi karena sekali lagi dia orang yang sangat rasional, Phun mengacuhkan bercandaan Captain. walau dalam hati dia merasa ini sudah sangat keterlaluan.

Kembali ke ruang kelasnya Phun disambut berondongan pertanyaan dari teman teman sekelasnya, rupanya kabar Captain gagu depan dia sudah menyebar dengan cepatnya

Phun tidak tau harus menjawab apa karena dia tidak tau Captain itu gagu dan dia tidak cukup perduli untuk heran kenapa cuma depan dia Captain gagu

Sebuah pernyataan yang membuat McQueen cowok terluwes di kelasnya mengangkat alis.

yang mana Phun acuhkan juga.

***********

Berita ini semakin hari semakin menjadi, bukan karena berita ini menarik dan mengenai cowok paling idola seMUIDS raya tapi karena kejadiannya terulang berkali kali

Dari yang semula hanya dikira bercandaan hingga sekarang jadi mengkhawatirkan, Captain hilang karismanya, Phun pusing kepalanya.

{situasi yang cocok untuk pemeran penderita.}

dan menderita adalah kata yang tepat untuk keadaan Captain saat ini, sebagai bintang olahraga kebanggaan MUIDS dia diwajibkan menghadiri School Fair sebagai aset berharga untuk sekolahnya menarik siswa siswa baru diantara sekolah sekolah lain yang juga berpameran. Phun juga hadir disana sebagai Ketua Osis.

sebagai perwakilan MUIDS, mereka diberikan script yang harus mereka ucapkan seperti mengobrol santai untuk mempromosikan MUIDS.

{Apakah Captain berhasil berbincang normal dengan Phun?

Apakah matahari terbit di Utara? Exactly.}

Tahun ini mengukir sejarah dalam School Fair, MUIDS menjadi booth yang paling banyak dikunjungi dikarenakan Captain Chonlatorn berubah gagu.

Tidak ada satupun siswa atau orangtua siswa yang mendaftarkan diri atau anaknya di MUIDS. takut jadi gila.

**************

Dunia Sekolah Menengah Atas diBangkok kaget.

Seorang Captain Chonlatorn diskors seminggu.

MUIDS geger.

Phun Phumikat juga diskors.

Ohm pusing tujuh keliling, mulut seperti makan beling.

Didepannya duduk orang tua Captain, orang tua Phun dan Kepala Sekolah.

Mereka meminta penjelasan Ohm asal muasal kelakuan Captain dan Phun, apakah ini hanya kebandelan mereka saja?

Ohm berencana untuk diam serta mengerahkan semua kemampuan dirinya untuk tampak polos dan tidak tahu apa apa

Kepala Sekolah mengancam untuk memanggil orangtuanya.

Ucapan tumpah ruah dari bibir Ohm, dari ruang arsip, dipanggil P’Bern, pertandingan basket, orientasi siswa, semua Ohm ceritakan.

Semua Ohm jawab kecuali satu pertanyaan.

‘Kenapa Captain bisa seperti ini? Kenapa hanya terhadap Phun?’

Ohm tidak tau jawaban untuk pertanyaan ini kecuali Captain KELAINAN JIWA, tapi kalau dia jawab begitu selain diskors Kepala Sekolah, tas ibunya Captain yang seperti bawa kulkas itu juga dipastikan akan melayang ke kepalanya. Dia masih pengen hidup. dengan tenang.

Kedua orangtua keluar dari ruang Kepala Sekolah dengan solusi akan membawa anak mereka menemui Psikolog (yang menurut Ohm solusi yang tepat. tapi tentu aja Ohm ngga berani ngomong)

************

2 hari pertama dalam masa skors mereka pakai untuk menemui Psikolog pilihan orang tua mereka masing masing.

Tanpa hasil.

3 hari yang tersisa orang tua mereka memutuskan untuk mengganti Psikolog yang nantinya akan ditemui anak mereka bersama sama

Captain sama sekali tidak menyapa Phun saat mereka bertemu diklinik Psikolog, hari pertama.

Phun membuang mukanya melihat Captain diklinik Psikolog, hari pertama.

Psikolog yang mereka temui berbeda dengan psikolog pribadi mereka. Psikolog ini tidak meminta mereka bercerita malah meminta mereka menulis 500kata tentang mereka.

harus 500 kata
harus tentang Captain dan Phun, mereka.
waktu mereka 15 menit.

Captain bengong dihadapan kertasnya, bengong dihadapan Phun yang lancar menulis, bengong menatap kelangit langit

3 menit sebelum waktu berakhir, Captain menulis dikertasnya.

Psikolog tersebut membaca kertas Phun lebih dulu lalu membaca kertas Captain.

Alis Psikolog tersebut naik melihat lembar kertas Captain, matanya melirik yang dibalas Captain dengan tatapan menantang

‘baiklah, sekarang coba kalian berbaring’ Psikolog tersebut menunjuk dua bangku panjang dengan bantalan empuk

Phun berbaring tanpa membantah
Captain berkacak pinggang

Phun semakin malas melihat tingkah membangkang Captain, dia berdiri, meminta Captain untuk tidak membuat sesi terapi ini menjadi bertele tele karena dia ada les tambahan sorenya

Captain membantah kalau dia membuat sesi terapi ini bertele tele tapi mengalah melihat ekspresi bingung di wajah Psikolog dan Phun

dia ngomong kaya gagu lagi.

setelah Captain berbaring, Psikolog memakaikan earphone ditelinga mereka masing masing dan meminta mereka untuk relaks atau tidur kalau mereka ingin, sementara dia mengajukan pertanyaan untuk masing masing mereka
soal tidur, Captain jangan disuruh. itungan menit dia sudah terlelap. jadi hanya phun yang menjawab pertanyaan.

Phun terbangun, merasakan sesuatu terpasang dikeningnya dan pergelangan tangannya, matanya terbuka, Captain terlihat masih pulas.

‘ini untuk apa dok?’ Phun bertanya
‘ini untuk memonitor detak jantung atau gerakan rongga diagframa kalian saat mendengar suara’

Phun mengangguk walau masih belum mengerti

Psikolog menepuk bahu Captain untuk membangunkannya

Captain menanyakan hal yang sama, psikolog menjawab dengan jawaban yang sama dengan yang diberikan untuk Phun.

‘kamu Captain langsung terlelap mendengar alunan suara Phun, sementara kamu Phun terlelap setelah mendengar detak jantung captain yang merespon suara kamu’

informasi dari psikolog setelah usai sesi terapi membuat mereka berdua terdiam.

**********

Hari kedua terapi mereka diminta melakukan hal yang sama, menulis tentang mereka (kali ini 1000 kata), diberi waktu 20 menit lalu tidur.

cuma kali ini Captain yang diberi pertanyaan sambil berbaring, dan kali ini Captain menyadari tidak ada keluar suara desiran halus dari earphonenya.

5 menit berjalan (kayaknya 5 menit sih) Captain mendengar suara ketukan pelan yang berirama, pendek pendek awalnya tapi semakin lama semakin panjang, butuh beberapa saat Captain menyadari itu suara detak.

detak jantung Phun.

Semakin dia terfokus pada suara diearphonenya semakin samar samar suara psikolog yang dia dengar. dan Captainpun terlelap.

Captain terbangun oleh tepukan dibahunya, psikolog mengisyaratkan dia untuk duduk menghadap Phun yang masih terbaring

‘ceritakan pada saya tentang Phun Phumikat yang kamu tau’

detak jantung Phun masih terdengar halus berirama di telinga Captain, wajah Phun tertidur relaks di hadapan Captain

dan Captainpun bercerita tentang Phun yang dia tau, tentang doa yang terdengar sangat melodius dan menenangkan saat Phun yang membacakan, tentang sinar matahari yang senang bermain saat menyinari rambut Phun, tentang wajah Phun yang terlihat berkilau saat dia menekuni sesuatu.

Captain terdiam. mata Phun membuka.

‘Captain, bisa tolong sebutkan nama orang yang ada dihadapan kamu?’

Phun duduk persis menghadap Captain dengan earphone yang sama terpasang di telinganya

irama di telinga Captain tidak berubah, sama dengan sorot mata Phun yang tidak berubah menatap kedepan

‘P’Phun..’ Captain berbisik

irama ditelinga Captain berganti pendek panjang dengan jeda yang lama dan menjadi semakin pendek dengan semakin terlihatnya semburat dipipi Phun

**********

hari terakhir terapi, mereka diminta saling bercerita selama 1 menit.

Captain gagu, Phun seperti cepat tanpa titik koma.

Psikolog kembali menyuruh mereka berbaring, dengan earphone.
kali ini psikolog memasang detak jantung saja.

‘Ceritakan pada saya tentang Captain’

Psikolog bertanya pada Phun setelah 5 menit

Phun menghela napas sebelum bercerita bagamana dia melihat Captain 3 tahun yang lalu di upacara doa.

Captain bisa mendengar pertanyaan psikolog tapi dia tidak bisa mendengar jawaban Phun, yang terdengar hanya desiran halus yang membuat dia mengantuk. Captain mencoba untuk tetap sadar tapi desiran halus ditelinganya seperti lagu ninabobo berbalut morphine. tak lama diapun terlelap.

Captain terbangun bukan oleh tepukan bahu seperti biasanya tapi oleh kesunyian yang dia rasakan dalam tidurnya

‘Captain, kenapa terbangun?’ Psikolog bertanya

dan Captain menjelaskan, menceritakan, di depan Phun tanpa gagu sekalipun

Psikolog menjelaskan kepada mereka berdua bahwa kortex motorik pada ubun ubun Captain yang mengatur kemampuan berbicara bereaksi sesuai dengan detak jantungnya sementara pada orang kebanyakan bereaksi sesuai sensor memori

Sementara dalam kasus ini, detak jantung Captain berdetak sesuai kontraksi otot dada setiap berhadapan dengan Phun yang menyebabkan Captain berbicara dengan bahasa yang aneh, sementara Captain tidak merasakannya karena otaknya masih membaca dengan bahasa yang disimpan pada memori

Baik Phun atau Captain hanya bisa bengong, mereka ngga ngerti sama sekali penjelasan dari psikolog dihadapan mereka

kecuali hal terakhir:

‘kalian bisa saling berkomunikasi bila sensor motorik Captain menerima sinyal jantung berdetak dengan nyaman dihadapan Phun, dengan cara terapi berbaring seperti yang kalian lakukan 3 hari ini yang mana tentu saja merepotkan atau kalian bisa saling berciuman’

Captain melompat kaget, bahasa aneh keluar dari mulutnya (baik psikolog ataupun Phun curiga itu sumpah serapah) diakhiri dengan Captain menerjang keluar ruang klinik mengumpat: ‘GO FUCK YOURSELF’

Phun menatap pintu ruang klinik yang masih terbuka

‘Dok, apa ini karena cerita saya?’

Psikolog tersenyum, walau sebenarnya dia ingin marah karena tidak satu manusiapun yang harus merasa bersalah untuk apa yang dia rasakan.

Masih dengan tersenyum dia menyerahkan folder berisi laporan dan berpesan

‘tidak ada salah atau benar dalam perasaan, hanya salah paham’

***************

Hal pertama yang Captain lakukan begitu masuk sekolah adalah meminta anak cewek cantik M1 yang berambut kepang kelabang dengan semburat pink dipipi, menjadi pacarnya. ditembak di depan pintu gerbang MUIDS sebelum bel masuk berdentang dengan ratusan kelopak mawar terbentang, pagi itu ditutup dengan anggukan malu malu cewek M1 dan senyum bangga Captain berjalan menuju kelas M1

Mereka menjadi pasangan fenomenal MUIDS

Mereka tampak begitu serasi, semua memuji mereka.

Geng Captain tidak habisnya menggoda cewek cantik yang sekarang digandeng Captain kemana mana, bahkan Ohm menyebut mereka pasangan Lakban, saking tak terpisahkannya

Reputasi Captain kembali atau bahkan lebih dengan segala gosip yang beredar, yang semakin beredar justru menjadi semacam legenda. Captain Chonlatorn pria sempurna back on track and more perfect than ever

{Masihkah kisah ini memerlukan pemeran penderita? untuk menjawab masih kesannya terlalu kejam tapi kisah ini tentang dia, dan menderita adalah bagian hidupnya karena dia tidak sempurna, bukan manusia sempurna dan tidak akan pernah menjadi sempurna}

Kelihatannya MUIDS kembali menjadi sekolah yang diidam idamkan dengan semua kembali seperti sedia kala

Phun membuka pintu ruang arsip dan duduk dipojokan mengerjakan tugas untuk hari ini dan juga laporan untuk OSIS, ruangan ini sudah menjadi ruangan ‘pribadi’nya 2 bulan belakangan ini.

Jadi Phun kaget saat 15 menit duduk, Mcqueen menongolkan mukanya dipintu masuk

Nyengir McQueen memberitahukan kalau Phun dipanggil Kepala Sekolah

Captain juga.

info yang disampaikan McQueen belakangan saat mereka berjalan menuju ruang Kepala Sekolah

Phun melihat Captain sudah duluan didalam ruangan, setelah menyampaikan salamnya Phun duduk disebelah Captain. keduanya menoleh heran McQueen ikutan duduk di bangku lainnya

Kepala Sekolah menjelaskan bahwa mereka akan ada School Fair dan sekali karena Captain dalah atlit kebanggaan dan McQueen artis baru yang sedang naik daun mereka akan berpartisipasi dalam kegiatan ini, Ketua Osis tentu saja harus turut serta

Phun bertanya apakah akan ada sesi percakapan seperti School Fair sebelumnya dan sewaktu bertanya sebisa mungkin Phun tidak menoleh kearah Captain, ynag memang seperti dugaan Phun sedang menatap dirinya lekat lekat

‘Tentu saja, apakah ada masalah?’ Kepala Sekolah melihat Phun lalu Captain, keduanya menggeleng, McQueen mengulum senyum, ngga sabar melihat interaksi 2 manusia bodoh depan dia.

************************

School Fair kali ini ramai bukan main. sepertinya satu Bangkok tumplek blek semua di BITEC macam pasar kaget

Dan kejadian yang ditakutkan Captain terjadi lagi, bahasa aneh keluar dari mulutnya setiap memulai pembicaraan dengan Phun

Phun menawarkan solusi seperti yang disarankan oleh Psikolog, captain menolak mentah mentah

‘arghhhhhhhhhhhhhh’ Captain menjambak rambutnya. McQueen mengerinyit heran

15 menit menuju sesi mereka Phun menarik tangan Captain menuju kamar mandi, menuju bilik kosong paling ujung.

Phun berbicara dengan cepat hampir tanpa jeda kenapa meraka harus menyelesaikan semua sekarang juga, yang mana dalam pembicaraan tanpa jeda tersebut yang bisa ditangkap Captain hanya: beasiswa, bukan orang kaya, seperti menyentuh kayu

Captain membuka mulutnya untuk menyadarkan Phun kalo semua ucapan dia itu nonsense, ngga ada juntrungannya,  ngga jelas mak- ..hufft

Captain mendorong Phun, kasar. amarah tergambar jelas dimatanya

‘absuyolkajikyh! knepliuhuyhdsk?!’

Phun berusaha berwajah senetral mungkin, tapi kombinasi bahasa aneh dan muka berapi api ngga nolong sama sekali

Phun nyengir, ‘sorry..salah gw terlalu napsu’

napsu?!! Captain melotot

cengiran Phun tambah lebar,’ okay, pemilihan kata yang salah. maksud gw terlalu terburu buru’

Captain melipat tangan didada, gusar.

‘skrnghy hf yanhgh dlksduisj’

Phun masih ngga ngerti apa yang Captain ucapkan tapi setidaknya Phun mengerti  nada kesalnya, ‘ok’

dan kali ini Captain maju, tangannya memegang bahu Phun, kepalanya menunduk

Captain mencium bibir Phun pelan, berkonsentrasi dengan debaran jantungnya.

mungkin terlalu heboh kalo dibilang debaran, detak lebih tepat. karena detak terasa lebih cocok menjelaskan desiran halus ditengkuknya, terasa lebih pas dirasakan dengan hembusan napas lembut di rongga mulutnya

detak juga yang lebih tepat menggambarkan sensasi nyaman yang bergerak perlahan dari belaian bibirnya, menjelajahi langit langit mulutnya, mengalir perlahan ke kepalanya dan terurai perlahan dari hembusan napasnya

Phun terengah engah menatap wajah Captain yang menjauh darinya

‘bukan ciumannya yang gw ngga suka P’..setelahnya yang gw ngga siap’

jantung Phun ketinggalan satu napas.

Captain menarik badan Phun kepelukannya, merasakan detak jantung Phun berbaur dengan detak jantungnya, berbisik Captain menyatakan kalo kamar mandi mulai dari sekarang akan menjadi tempat paling romantis di list tempat ngedate andalannya

yang tentu  saja membuat Phun mendorong Captain kesal keluar bilik, suara tawa captain membahana bahkan sampai mereka keluar dari kamar mandi.

Phun juga mendorong harapan dihatinya dan menggantinya dengan rasa getir yang akrab

MUIDS di BITEC School Fair berjalan dengan sukses. paling sukses dalam sejarah School Fair karena mencatat calon siswa terbanyak.

********************

MUIDS kembali heboh. Captain mutusin ceweknya seminggu setelah School Fair

Phun tidak perduli.

seminggu setelah School fair dia disibukkan oleh kegiatan OSIS yang kaya ngga ada abisnya.

Mulai dari rapat rapat entah buat apa sampai persiapan untuk Sport Day

Senin, rapat dengan kepala sekolah

Selasa, rapat dengan OSIS

Rabu, rapat dengan perwakilan orang tua

Kamis, ngga ada rapat tapi ngga ada dimana mana juga

Jumat, rapat persiapan Sport day mengundang seluruh perwakilan Klub

Jumat, Captain merelakan mobilnya dipakai Tom selama seminggu demi menggantikan posisi Tom

Jumat, Phun bingung liat Captain muncul sebagai perwakilan klub sepakbola

Jumat, Ohm bersumpah dalam hati untuk kirim santet ke Captain yang mangkir ngga mau wakilin klub badminton tapi malah nongol sebagai perwakilan klub sepakbola

‘N’Captain bukannya anggota klub Badminton?’ Phun ngga kuat akhirnya bertanya, heran

‘wyya, tkjl lhgj mewkjlhfyjs tfg’ Captain nyengir, seruangan narik napas, kaget Captain masih aneh

‘loe masih gila?’ Ohm melotot

Captain melotot balik ngga kalah kesel

Phun menarik napas dan meminta Captain ikut sama dia ke ruangan Ketua OSIS

di ruangan Ketua Osis, Captain agak heran melihat Phun mengunci pintu dan bersandar ke pintu dengan menutup mata

Phun membuka matanya kepada Captain yang berdiri melipat tangan dengan muka seperti abis dikasih duit sejuta dolar

Phun membuka mulutnya untuk ngomel, Captain menutup mulutnya dengan bibirnya

kembali dia merasakan debaran, detak lebih tepat. karena detak terasa lebih cocok menjelaskan desiran halus ditengkuknya, terasa lebih pas dirasakan dengan hembusan napas lembut di rongga mulutnya

detak juga yang lebih tepat menggambarkan sensasi nyaman yang bergerak perlahan dari belaian bibirnya, menjelajahi langit langit mulutnya, mengalir perlahan ke kepalanya dan terurai perlahan dari hembusan napasnya

Captain mundur, cengiran menghiasi wajahnya persis kaya kucing kelar minum susu

Phun mau mendengus ngga jadi, muka Captain terlalu lucu buat di dengusin

Bersama mereka balik ke ruang rapat

Seluruh peserta rapat bersumpah mereka kaya ngeliat muka Captain dan Phun bersinar begitu masuk ruangan bareng.

dan Ohm bersumpah dia melihat binar yang sama di mata Captain seperti waktu captain pertama kali memutuskan menjadi atlit bulu tangkis, binar yang sama saat Captain menjawab kenapa dia memilih bulutangkis dibanding basket atau sepakbola (padahal dia jago keduanya): karena dia – Captain – sudah jatuh cinta pada bulu tangkis.

‘shit.’ ucap ohm pelan.

********************************

 

 

and so the story continue …